Kamis, 22 April 2010

BAB 1
PENGENALAN TERHADAP
DINAMIKA KELOMPOK

A. SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK

1. Zaman Yunani
Pada masa yunani berkembang ajaran plato,menurut plato : “daya pikir individu tercermin di dalam golongan pemerintahan daya kemauan tercermin dalam golongan ketentaraan,daya perasaan tercermin di dalam golongan pedagang”.
Masing-masing srtuktur masyarakat tersebut di atas,merupakan kelompok-kelompok yan terpisah satu sama lain dan tiap-tiapgolongan telah memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Karena kuatnya pesatuan dan interaksi sosial yang terjalin maka masing-masing golongan dapat mempertahankan persatuannya dan tidak mengalami Perpecahan dalam kelompok atau golongan yang lebih kecil lagi.


2. Zaman Liberalisme
Karena pengaruh cara berfikir bebas,mengakibatkan individu bebas pula untuk menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menentukan individu lain dalam kehidupan. Seiring dengan perkembangannya kebebasan ini membawa malapetaka bigi tiap-tiap individu karena individu merasa tidak memiliki pedoman dalam kehidupan sehingga mereka tidak merasa memiliki kepastian
Keadaan demikian menyebabkan individu menempuh cara untuk menghilangkan rasa ketakutan dan sekaligus memperoleh pedoman didalam menempuh kehidupan. Kejadian tersebut mengakibat kan terjadinya “perjanjian sosial” antar sesame dan dirumuskan didala”leviathan” atau Negara yang diharapkan dapat menjamin kehidupan mereka. Leviathan pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pengelompokan yang telah memiliki norma,sruktur dan pimpinan. Semua hal tersebut merupakan aspek yang tidak ada di dalam suatu kelompok.
3. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa
Pada masa ini Moritz lazarus dan stanley hall,mengadakan suatu penelitian terhadap bangsa primitive yang memiliki cirri khas dalam kehidupannya. Mereka menyelidiki adat dan bahasa rakyat dalam hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitive tersebut,ternyta adat dan bahasa rakyat menimbulak homogenitas pada masyarakat sehingga sikap dan tingkah laku masyarakat sama antara satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi,ini tercermin dalam sikap dan tingkahlaku tersebut. Teori ini kemudian berkembang,bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu,yang lengkap dengan kepribadian masing-masing. Hal ini kemudian dikenal dengan teori sosial.
4. Zaman Gerakan Massa
Pemerintahan otokrasi yang menekan mengakibatkan masyarakat menunjukan pegolakan untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang sesuai dengan keinginan. Hal itu memicu Gustave Le Bon untuk “mengejar gejala-gejala psikologis yang timbul dalam gerakan masyarakat tersebut. Melalui penyidikan secara intensif dan mendalam. Hasil penyelidikan Gustave Le Bon menunjukan bahwa “ dalam gerakan massa timbul sugesti” yang mengakibatkan tiap-tiap individu kehilangan control terhadap dirinya. Jika di tinjau massa yang memilki gerakan sedemikian hebat pasti memiliki anggota,norma,pimpinan dan tujuan yang menunjukan gejala suatu kelompok.
5. Zaman Psikologi Sosial
Pada awal abad ke-20,para ahli mengadakan penyelidikan terhadap “ gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu” yang dipandang data member hasil yang efektif. Edward A. Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan lingkungannya. Hal ini mendorong para ahli lain untuk merumuskan secara tegas objek psikologi sosisl yang ternyata objek tersebut adalah suatu studi yang mempelajari tingkahlaku individu dalam hubungan dengan situasi sosial. Situasi sosial menunjukan bahawa adanya kelompok.
6. Zaman Dinamika Kelompok
Erich Feronm mengawali kegiatan penyelidikan yang di susun dalam buku escape from freedom untuk menunjukan perlunya individu bekerjasama dengan individu lain hngga timbul solidariteid di dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan kerena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dimana hasrat kepastian ini hanya didapat apabila indifidu memiliki rasa solidaritas. Moreno mengemukakan ahwa perlunya kelompok-kelompok kecil seperti keluarga ,klik,regu kerja, regu belajar, damana didalam kelompok-kelompok itu terdapat suasana saling menolong sehingga membentuk kohesi yang kuat karena semakin kuat kohesi maka semakin kuat moral yang terbenuk. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku indivdu sangat dipengaruhi oleh kelompok yangmenjadi anggotanya.

B. STATUS DINAMIKA KELOMPOK

1. Cabang Sosiologi
Para ahli psikologi seperti Slomans, Moreno, dan Mitschell berpendapat bahwa “masalah kelompok/group dan struktur kelompok yang menjadi obyek dinamika kelompok merupakan sebagian bahan yang menjadi obyek sosiologi.
Seperti Moreno yang berpendapat bahwa didalam suatu kelompok pasti terdapat social distance/jarak sosial antara anggota kelompok tersebut. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap, isolasi, keakraban antara masing-masing anggota.
2. Cabang Psikologi
Robert F. Bales memasukkan Dinamika Kelompok kedalam cabang sosiologi karena didalam dinamika kelompokok titik beratnya bukan masalah kelompok itu sendiri tetapi yang pokok adalah proses kejiwaan yang terjadi/ timbul pada individu dan pengeruhnya kepada kelompok.

3. Cabang Psikologi Sosial
Otto Klineberg berpendapat bahwa dinamika kelompok lebih ditekakan kepada peninjauan Psikologi sosial karena yang terpenting sampai sejauh mana pengaruh interaksi sosial individu didalam kelompok terhadap masin-masing individu sebagai anggota suatu kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika kelompok mempelajari hubungan timbale alik antara anggota didalam kehidupan berkelompok.
4. Bidang Eksperimen
Di dalam buku “Group Dinamic” disebutkan bahwa dinamika kelompok sebenarnya adalah bidang eksperimen, walaupun sifatnya cenderung mengarah kepada bidang psikologi. Zender mengungkapkan bahwa perkembangan alam demokrasi akan lebih menjamin kepentingan hak individu, sehingga makin besar perkembangan demokrasi makin pesat pula perkembangan indvidu.

C. DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK

1. Pengertian Dinamika Kelompok
a. Kelompok
Beberapa ahli berpendapat bahwa
1. W.Y.H. Sprott mengartikan bahwa kelompok adalah beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain.
2. Kurt Lewin berpendapat bahwa “The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”
3. H. Smith menguraikan “kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa indivdu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.
b. Pengertian Dinamika
Dinamika berarti adanya interaksi dan interpedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbalbalik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
Dengan uraian tersebut dapat disimpulkn bahwa Dinamika Kelompok adalah suatu kelompokyang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas anatra satu dengan yang lain.
2. Persoalan Di Dalam Dinamika Kelompok
Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok adalah sebagai berikut:
a. Kohesi atau persatuan
Dalam persoalan kohesi ini akan dilihat dalam tingkah laku anggota dalam kelompok seperti: proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilaikelompok dan sebegainya.
b. Motive atau dorongan
Persoalan motive ini berkisar kepada interes anggota terhadap kehidupan berkelompok seperti: kesatuan berkelomok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok dan sebagainya.
c. Struktur
Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas dan sebagainya.
d. Pimpinan
Persoalan kepemimpinan terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan dan sebagainya
e. Perkembangan kelompok
Perkembangan kelompok terlihat pada perubahan pada kelompok, senangnya anggota kelompok berada dalam kelompok,perpecahan kelompok dan lain sebagainya.
3. Pentingnya Mempelajari Dinamika Kelompok
Pentingnya mempelajari dinamika kelompok adalah
a. Individu tidak dapat idup sendiri
b. Individu tidak dapat bekerja sendiri
c. Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai pekerjaan dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil.
d. Dalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan dengan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif
e. Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditunjukan kepada kelompok-kelmpok

D. PENDEKATAN-PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK

1. Pendekatan Oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasarkan diri pada konsep adanya aksi , interaksi/aksi dan situasi yang ada dalam suatu kelompok.
Menurut Homans dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interpedensi dengan sifat-sifat:
a) Adanya stratifikasi kedudukan warga.
b) Adanya deferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain.
c) Adanya perkembangan dalam sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh-pengaruh dari luar kelompok.
2. Pendekatan Oleh Stogdill
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal.
Selanjutnya Stogdill menambahkan:
a) Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir dalam rangka usaha untuk mencpai tujuan kelompok.
b) Kelompok yang terorganisir adalah suatu kelompok yang dimana tiap-tiap anggotanya mendapat gangguan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dala kelompok.
3. Pendekatan Dari Ahli Psyco Analisa oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motive dan emosionalsangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila ada kesamaan motive antar anggota kelompok. Dan emosional akan menjadi tenaga pemersatu dlam kelompok sehingga kelompok tersebut akan semakin kokoh. Sementara itu Sigmund freud berpendapat bahwa disetiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok agar kelompok tersebut data bertahan lama dan berkembang. Kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan apabila tap-tiap angotanya melaksanakan identifikasi bersama antar anggota satu dengan anggota yang lain.
4. Pendekatan dari yennings dan Moreno
Yennings mengungkapkan pendapatnya tentang pilihan bebas, spontan dan efektif dari anggota kelompokyang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok.
Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan adanya:
a) Psikhe-group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka atau tidak suka, atau simpati atau antipasti antar anggota.
b) Socio-group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
Yenings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancer apabila pembentukan sosio group disesuaikan dengan psikhe group, dengan memperhatikan factor-faktor efesiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.



BAB 2
INTERAKSI SOSIAL

A. DEFINISI DAN ASPEK INTERAKSI SOSIAL

1. Definisi interksi sosial
Sifat manusia dapat dikelompokan kedalam:
a. Manusia sebagai mahluk individu
b. Manusia sebagai mahluk sosial
c. Manusia sebagai mahluk berke-Tuhanan
Manusia sbagai mahluk sosial, tentu saja manusiadituntut untuk mengadakan hubungan sosialantar sesama selain tuntutan untuk hidup berkelompok. Tuntutan untuk hidup secara berkelompok mengakibatkan keadaan ini mirip dengan sebuah community, seperti desa, suku bangsa dan lain sebagainya yang masing-masing kelompok memiliki cirri yang berbeda satu sama lain. Kehidupan berkelompok bukan ditentukan oleh adanya interes/kepentingan, tapi karena adanya basic condition of a common life (syarat-syarat dasar kehidupan bersama) . Basic condition of a common life ini merupakan unsure pengikat kehidupan kelompok mereka. Dan dapat berupa locality yakni adanya daerah dan suatu perasaan untuk memiliki bersama.
Menurut Harold Bethel menjelaskan bahwa basic condition of common life dapat tercermin dalam factor-faktor antara lain
1) Adanya kumpulan orang-orang
2) Adanya wilayah/tempat tinggal tertentu
3) Adanya pemilikan cara-cara hidup
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap individu harus mengadakan interaksi sosial antar individu, yang sama-sama hidup dalam satu kelompok. S.S. Sargent berpendapat bahwa interaksi sosial pada pokoknya meemandang tingkah laku sosial yang slalu dalam kerangka kelompok seperti struktur dan fungsi dalam suatu kelompok. H. Bonner member rumusan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelekuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
2. Aspek-aspek interaksi sosial
Aspek-aspek dalam interaksi sosial adalah:
a. Adanya hubungan
b. Adanya individu
c. Ada tujuan
d. Adanya hubungan dengan sruktur dan fungsi kelompok interaksi sosial
3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam interaksi sosial
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam interaksi sosial adalah sebagai berikut:
a. Situasi sosial itu memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berbeda dalam situasi tersebut
b. Kekuasaan norma-norma kelompok sangat berpengaruh terjadinya interaksi sosial antar individu.
c. Masing-masing individu mempunyai tujuan kepribadian, sehingga hal ini berengaruh terhadap tingkah lakunya.
d. Setiap individu berinteraksi sesuai dengan kedudukan dan kondisinya yang bersipat semantara.
e. Setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu sehingga hal ini mempengaruhi individu untuk melihat dan menapsirkan situasi tersebut.

B. DASAR-DASAR INTERAKSI SOSIAL
Dasar-dasar interaksi sosial adalah:
1. Imitasi
a. Timbulnya imitasi sebagai dasar interasksi sosial
Gabriel Terde berpendapat bahwa kejahatan yang dilakukan oleh masing-masing individu ternyata akibat imitasi. Dari hasil penemuannya ini kemudian ia kembangka di dalam masyarakat,ia menyatakan bahwa masyaraka adalah hasil imitasi belaka,yang berlangsung sejak dulu sampai sekarang. Bahkan dia menganggap kehidupa sosial itu pun akibat imitasi,karena ia beranggapan bahwa imitasi itu adalah kunci dari misteri atau kejadian masyarakat. Dengan adanya proses imitasi individu dapat menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Lebih anjut di ungkapkan oleh Trotter bahwa adanya semangat untuk meniru individu dari masyarakat,demikian kata Walter Bogehot timbul kesamaan yakni kecakapan meniru. Selanjutnya disebutkan bahwa tingkah laku imitasi tersebut merupakan hasil dari principe attraction.
b. Definisi
G. Trade mengungkapkan bahwa imitasi berasal dari kata imitation yang berarti peniruan. Hal ini disebabkan karena manusia itu pola dasarnya indivualiteit,namun dipihak lain manusia mempunyai kesanggupan untuk meniru sehingga di dalam masyarakat terdapat kehidupan sosial. Imitasi yang dilaksanakan individu serupa dengan idio-motor action yakni adanya tingkahlaku yang bersifat otomatis sehingga menimbulkan/mengakibatkan adanya tingkah laku yang seragam.
c. Syarat-syarat imitasi
Choros menggunakan beberapa persyaratan dan berimitasi sebagai berikut:
1) Harus ada minat atau perhatian hal atau sesuatu yang akan diimitasi.
2) Harus ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi pada halhal yang diimitasi.
3) Harus ada penghargaan yan tinggi.
4) Harus ada pengetahuan dari individu.
d. Macam-macam imitasi
Menurut Baldwin imitasi ada dua macam yaitu:
1. Non deliberate imitation. Yang dimaksud adah suatu peniruan yang berlangsung tanpamengetahui maksud dan tujuan dari peniruan tersebut.
2. Deliberate imitation. Adalah suatu peniruan yang berlangsung dengan sengaja , artinya suatu peniruan dengan maksud dan tujuan tertentu dari peniruan yang dilaksanakan .
e. Tahap dalam proses imitasi
3 tahap yang harus dilalui setiap imitasi adalah:
1. Tahap proyeksi. Pada tahap ini individu memperoleh kesan dari sesuatu yang akan diimitasi.
2. Tahap subyektif. Pada tahap ini individu cenderung untuk menerima hal-hal yang akan diimitasi, misalnya sikap, dan tingkah laku dari individu lain.
3. Tahap obyektif. Pada tahap ini individu telah menguasai apa yang akan diimitasi sehingga akhirnya ia dapat berbuat seperti individu lain yang akan diimitasi.
f. Hukum-hukum imitasi
Hokum-hukum imitasi menurut Gabrel Trade meliputi:
1. The Law of descent
Artinya sesuatu golongan atas menjadi obyekpeniruan dari golongan yang dibawahnya.
Golongan atas yang dimaksud dapat berupa keadaan (kaya, berpengaruh), keahlian(ahli ilmu pengetahuan/ketrampilan), kedudukan(pimpinan) dan factor psikologis(kewibawaan).
2. The law of geometrical progression
Yang dimaksud adalah sesuatu proses peniruan sudah barang tentu dimulai dari sumber asalnya.
3. The law of the internal before the exotic
Artinya suatu proses peniran terhadap kbudayaan sendiri akan lebih mudah dari pada kebudayaan asing.
g. Akibat imitasi
1) Akibat positif
a. Dapat diperoleh kecakapan dengan segera
b. Adanya suatu tingkah laku yang seragam
c. Dapat mendorong individu/kelompok unuk bertingkah laku
2) Akibat negative
a. Apabila yang diimitasi hal-hal yang salah, dapat menimbulkan kesalahan masal.
b. Dengan imitasi, dapat menghambat cara berfikir kritis.
2. Sugesti
a. Timbulnya sugesti sebagai dasar interaksi sosial didahului oleh berbagai pandangan para ahli yang mempunyai kesamaan walaupun dengan istilah yang berbeda satu dengan yang lain.
1. Masmer dengan konsepsinya: animal magnetism. Dalam konsepsinya ia mengatakan apabila orang-orang pada suatu sat menyentuh seseorang yang berpengaruh, mereka akan mengikuti suaranya.
2. Baid dengan konsepsinya: idio motor respon. Baid mengatakan adanya “hypnotism” untuk menggambarkan gejala dibawah imbal kata /diskusi dan hipnotisme tersebut dibatasi oleh lapangan kesadaran.
3. Kesadaran yang kacau,
b. Definisi
Menurut Gusrave Le Bon istilah sugesti berasala dari bahasa latin suggere yang berarti mempengaruhi. Menurut aliran psiko analisa istilah sugesti diartikan sebagai suatu proses dimana seorang individu memperoleh pandangan, sikap dan tingkah laku individu tanpa ditarik terlebih dahulu.selanjutnya ada yang menyebutkan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu memberikan pandangan atau sikap yang lalu diterima oleh individu lain diluar dirinya.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan tentang pengertian sugesti yaitu pemberian pengeruh kepada yang lain tanpa ditarik terlebih dahulu sehingga akibatnya terjadi tingkah laku yang seragam diantara mereka.
c. Syarat-syarat sugesti
Syarat-syarat sugesti adalah:
1. Menurut Thomas Brown. Bahwa setiap asosiasi yang terjadi pada jiwa individu adalah suatu gejala sugesti.
2. Menurut Cantril. Sugesti terjadi apabila seorang individu dihinggapi oleh situasi yang kritis dan individu tidak dapat membuat suatu ketentuan yang pasti.
d. Macam-macam sugesti
Adapun macam-macam sugesti tersebut adalah:
1. Auto sugestisuatu proses sugesti yang diberikan kepada dirinya sendiri sehingga akan diperoleh tingkah laku yang lebih meningkatdaripada sebelumnya.
2. Hetero sugesti. Suatu proses sugesti yang berlangsung, dan ditunjukan kepada individu lain dapat dipengaruhi sesuai dengan maksud individu yang member pengaruh.
e. Hukum-hukum sugesti
Menurut Sidis gambaran hukum-hukum sugesti sebagai berikut:
1. Bertambahnya sugeti sebanding dengan bertambahnya perpecahan atau pertentangan daripada keutuhan kesadarannya.
2. Bertambahnya sugesti pada orang-orang normal terlaksana secara tidak langsung daripada sugesti yang secara langsung.
3. Bertambahnya sugestikepada orang-orang yang tidak normalterlaksana secara langsung daripada sugesti yang secara tidak langsung.
f. Factor-faktor yang mempercepat sugesti
Factor-faktor yang mempercepat sugesti adalah:
1. Karena hambatan berfikir
2. Karena keadaan fikiran yang terpecah belah
3. Karena keadaan otoriter
4. Karena keadaan yang mayoritas
5. Karena keadaan will to believe
3. Identifikasi
a. Timbulnya identifikasi sebagai dasar interaksi sosial
Setiap individu memiliki nafsu untuk menempatkan diri pada situasi tertentu dan nafsu tersebut terkadang tidak dapat terpenuhi sehingga sukar menempatkan diri. Maka dari itu individu mengadakan identifikasi sosial terhadap individu lainnya agar nafsu tersebut dapat terpenuhi. Sehingga dapat berinteraksi dengan individu lainnya.
b. Definisi
Menurut Sigmund Freud, identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan individu lain.
Identifikasi juga diartikan sebagai alat untuk sosialisasi individu dalam kehidupan sehari-hari.
c. Proses dan tujuan
Tujuan proses identifikasi adalah indiviu yang bersangkutan ingin mempelajri tingkah laku individu lain walaupun tanpa disadari sebelumnya dan umumnya proses ini berlangsung lama serta baru disadari apabila proses tersebut telah mencapai suatu hasil.
4. Simpati
a. Timbulnya simpati
simpati berasal dari adanya self interest yang ada pada masing-masing individu dan dicerminkan dalam bentuk tingkah laku.
b. Definisi simpati
Simpati adalah suatu proses tertariknya seorang individu kepada individu lain dalam keadaan atau situasi sosial.
c. Proses dan tujuan simpati
Proses terjadinya simpati adalah atas dasar penilaian perasaan dan umumnya rasa tertarik.
Tujuan simpati adalah agar terciptanya suasna kerja sama dan saling pengertian oleh karena dorongan utamanya adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama diantara mereka.
d. Macam-macam simpati
1. Adam Smith, membagi simpati menjadi:
a. Simpati yang menimbulkan respon cepat, hampir seperti reflex.
b. Simpati yang sifatnya lebih intelektual.
2. Herbert Spencer, membagi simpati menjadi:
a. Simpati yang timbul secara cepat, sepertirefleks.
b. Simpati yang sadar refleksi
c. Simpati yang kadar intelektualnya lebih tinggi.
3. Theodore Ribot, membagi simpati menjadi:
a. Tipe primitive atau otomatis artinya simpati yang dapat diterangkan dengan respon bersyarat.
b. Tipe reflektif artinya simpati yang menimbulkan kesadaran kepada diri sendiri.
c. Tipe intelektual artinya simpati yang bersipat umum dan lebih abstrak.
4. Max Scheler, membagi simpati menjadi:
a. Simpati yang prosesnya bersifat primitif
b. Simpati yang prosesnya berlangsung dengan spontan.
c. Simpati yang responnya atas perasaan yang tertekan
d. Simpati yang proses berlangsungnya atas dasar identifikasi perasaan.
e. Simpati yang proses berlangsungnya atas dasar perasaan masing-masing individu.
f. Simpati yang proses berlangsungnya atas dasar perimbangan perasaan orang lain dan bersifat positif.
g. Simpati yang proses berlangsungnya atas dasar penghargaan dan penghormatan pada individu lain.
h. Simpati yang proses berlangsungnya atas dasar penytuan jiwa dengan Tuhan.

C. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-entuk interaksi sosial menurut:
1. Marton Deuttah, terbagi atas:
1. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana adanya tujuan kelompok yang sama sehingga individu hanya dapat mencapai tujuan apabila individu lainnya juga mencapai tujuan.


2. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial dimana suatu individu atau kelompok saling berusaha dan berebut untuk mencapai keuntungan dalam waktu yang bersamaan.
2. Park dan Burgess, terbagi atas:
a. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana adanya tujuan kelompok yang sama sehingga individu hanya dapat mencapai tujuan apabila individu lainnya juga mencapai tujuan.
b. Pertentangan
Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana seseorang individu atau kelompok dapat mencapai tujuan maka individu atau kelompok yang lain akan hancur.
c. Penyesesuaian
Penyesuaian adalah usaha-uasaha untuk mencapai kestabilan atau mengatasi ketegangan-ketegangan.
d. Perpaduan
Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara individu-individu atau kelompok-kelompok dan juga merupakan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan/tujuan bersama.
3. Krout terbagi atas:
a. Komensialisme artinya suatu interaksi sosial yang dilaksanakan tanpa adanya perjanjian terlebih dahulu.
b. Parasialisme artinya suatu interaksi sosial yang hanya menguntungkan salah satu pihaksaja.
c. Mutualisme artinya suatu interaksi sosial yang menguntungkan kedua belah pihak.
d. Sosiality artinya suatu nteraksi sosialyang bersifat kemasyarakatan.

D. TEORI-TEORI INTERAKSI SOSIAL
Ada dua teori penting dalam interaksi sosial yaitu:
1. Terori interaksi sosial dari Bles
a. Aspek-aspek interaksi sosial
1. Situasi adalah suatu suasana dimana tingkah laku masing-masing individu tersebut berlangsung
2. Aksi/interaksi adalah suatu tingkah laku yang tampak sebagai pernyataan pribadi.
b. Macam-maca interaksi sosial
1. Interaksi anara individu dengan diri pribsdi
2. Interaksi anara individu dengan individu
3. Interaksi anara individu dengan kelompok
4. Interaksi anara kelompok dengan kelompo
2. Teori interaksi sosial dari G.C. Homans
G.C. Homans membagi sapek-aspek dalam interaksi sosial menjadi:
• Adanya motif/tujuan yang sama artinya setiap individu yang mengadakan interaksi mempunyai motif atau tujuan tertentu
• Adanya suasana emosional yang sama artinya bahwa setiap individu didorong oleh perasaan masing-masing yang sama dalam interaksi sosial.
• Adanya interaksi artinya setiap individu dalam keadaan demikian pasti berhubungan dengan individu lan yang disebut dengan interaksi.
• Adanya pimpinan
• Adanya eksternal sistem
• Adanya internal sistem.












BAB 3
KELOMPOK SOSIAL



A. MACAM-MACAM KELOMPOK
Situasi yang dihadapi individu terbagi atas dua macam yaitu:
1. Situasi kebersamaan artinya suatu situasi dimana berkumpul sekumpulan individu secara bersama-sama.
Suatu kebersamaan ini menimbulkan kelompok kebersamaan yakni suatu kelompok individu yang berkumpul dalam suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan mengerahkan tingkah laku secara spontan.
2. Situasi kelompok sosial artinya suatu situasi dimana terdapat dua individu atau lebih yang telah mengadakan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain.


B. DEFINISI DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Definisi Kelompok sosial
a. Menurut Muzafer Sherif
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.
b. Menurut Newcomb, Turner dan Converse
Sejumlah orang-orang, dilihat sebagai kesatuan tunggal, merupakan satu kelompok sosial, tetapi kita terutama mempunyai perhatian terhadap interaksi kelompok dan terhadap ciri-cirinya yang relatif stabil.
2. Ciri-Ciri kelompok sosial
a. Menurut Muzafer Sherif
Ciri-ciri kelompok sosial adalah:
1. Ada dorongan atau motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama.
2. Adanya reaksi dan kecakapan yan berbeda diantara individu satu dengan individu yang lainnya, akibat terjadinya interaksi sosial.
3. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya didalam mencapai tujuan bersama.
4. Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasi tujuan kelompok.

b. Menurut George Simmel
1. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok sosial.
2. Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut
3. Kepentingan dan wilayah
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
5. Derajat organisasi

C. PEMBENTUKAN DAN EFEKTIVITAS KELOMPOK SOSIAL

1. Pembentukan Kelompok sosial
Dalam rangka pembentukan kelompok sosial telah diselidiki oleh:
a. Hoggarth
Hoggart, menggunakan studi komparative antara metode individu dan metode kelompok dalam belajar ilmu pasti. Untuk itu kelas harus mengerjakan tugas yang diberikan sebagai berikut:
1. Siswa bekerja secara individual tanpa memperhatiakn kemajuan/ kesukaran teman lainnya.
2. Salah satu siswa mengerjakan tugas dipapan tulis, sedangkan siswa yang lain bekerja dibangku masing-masing.
3. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok terdiri dari 3 orang dan masing-masing kelompok bekerja sendiri-sendiri di tempat yang disediakan.
Dari hasi penyelidikan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
• Bentuk kelompok 4 merupakan bentuk pengelompokan yang popular dan dapat memperbaiki hasil belajar, sikap dan kerja sama mereka. Pada siswa tidak ada rasa malu-malu untuk menjalin persahabatan.
• Sebaliknya guru mudah untuk mengadakan pengawasan dan mengadakan perbaikan kesalahan-ksalahan yang ada.
b. J.J. Moreno
Moreno menggunakan sosiometri tes yakni suatu metode yang efesien dalam memiliki tentang pembentukan kelompok sosial dan sejauh man peranan seseorang individu dalam kelompoknya.
Metode ini berdasarkan pilihan sukarela, bebas spontan, dan dilaksanakan dengan rahasia. Untuk mendapatkan data sosiometri, dapat menggunakan angket, yang berisi daftar pertanyaan tentang siapa diantara tenman-temannya yang di senangi ataupun yang tidak disenangi.
2. Efektivitas Kelompok Sosial
Dalam menguraikan efektifitas kelompok sosial, ada pendapat seperti:
a. Menurut Floyd Ruch
Suasana kelompok adalah situasi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasa senang tinggal didalam kelompok tersebut.
Suasana ini menyangkut:
1. Keadaan fisik tempat/kelompok seperti tersedianya fasilitas dan peralatanyang dibutuhkan anggota.
2. Treat reduction (rasa aman)
3. Kepemimpinan bergilir
4. Perumusan tujuan
5. Fleksibilitas
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Penilaian yang kontinu.
b. Menurut Crech dan Crutchfield
Kelompok menjadi efektifitasapabila:
1. Merupakan suatu saluran pemenuhan kebutuhan afiliasi, yaitu kebutuhan berkawan, dukungan dan cinta kasih.
2. Merupakan suatu sarana mengembangkan, memperkaya, serta memantapkan rasa harga diri dan identitasnya.
3. Merupakan sarana pencarian kepastian dan pengetes kekayaan kehidupan sosial.
4. Merupakan sarana memperkuat perasaan aman, tentram, dan kekuasaan atas kemampuannya dalam menghadapi musuh dan ancaman yang sama secara bersama.
5. Merupakan suatu sarana diman suatu tugas kerja dapat diselesaikan anggota yang menerima beban tanggung jawab, seperti tugas pemberian informasi, membantu teman yang sakit atau yang lain-lainnya.

D. KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK SOSIAL
1. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut
a. Carter dan Hampill berpendapat kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakannya, memplopori struktur interaksi daripada orang-orang lainnya sebagai bagian dari proses pemecahan suatu masalah bersama.
b. Tannenbaum berpendapat kepemimpinan sebagai pengaruh antara orang antar kancahnya situasi langsung dalam proses komunikasi yang terarah untuk memperoleh tujuan khusus maupun tujuan umum.
c. Kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan.
d. Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa kepemimpinan adalah tindakan/pebuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baikseseorang maupun kelompok maju kearah tujuan-tujuan tertentu.
2. Pendekatan-pendekatan dalam kepemimpinan
a. Pendekatan sifat-sifat (trait approach)
b. Pendekatan tingkah laku/behavioral approach.
3. Tujuan kepemimpinan
a. Tujuan organisasi
Untuk memajukan organisasi yang didirikan.
b. Tujuan kelompok
Menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga dapat segera tercapai tujuan kelompok.
c. Tujuan pribadi anggota kelompok
Untuk mengembangkan pribadi anggota kelompok
d. Tujuan pribadi pemimpin
Member kesempatan pada pemimpin untuk berkembang dalamtugasnya.
4. Macam-macam kepemimpinan
Menurut beberapa ahli:
a. Lippite dan Wyte, berpendapat ada 3 macam kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan otokrasi
2. Kepemimpinan demokratis
3. Kepemimpinan liberal
b. Max Weber
1. Kepemimpinan yang kharistomatis
2. Kepemimpinan yang tradisional
3. Kepemimpinan yang regional
c. W.C. whyte
1. Kepemimpinan yang oprasional
2. Kepemimpinan popularity
3. Kepemimpinan talent
4. Kepemimpinan perwakilan
d. Lingrend
1. Kepemimpinan parental
2. Kepemimpinan expert
3. Kepemimpinan artist
4. Kepemimpinan manipulator
e. Keit Davis
1. Kepemimpinan positif
2. Kepemimpinan negatif
f. Erich Fromm
1. Kepemimpinan menerima
2. Kepemimpinan menyerang atau menguntungkan
3. Kepemimpinan menimbun
4. Kepemimpinan memasarkan
5. Kepemimpinan produktif
5. Syarat-syarat pimpinan
a. Menurut Floyd Ruch
1. Pemimpin harus memiliki ketajaan dalam menghadapi situasi
2. Memiliki kecakapan
3. Memiliki perasaan yang stabil
b. Stogdill

1. Tinggi dan besar
2. Berat badan
3. Fisik, energy dan kesehatan
4. Kegiatan
5. Intelegensi
6. Kepercayaan diri
7. Kecakapan bergaul
8. Inisiatif dan ketekunan
9. Dominasi
10. Surgensi
11. Perhatian pada situasi
6. Bentuk hubungan pimpinan dan anggota
1. Menurut Dubin:
a. Hubungan seri
b. Hubungan radikal
c. Hubungan sirkular
d. Hubungan yang bersifat kombinasi
2. Menurut Moreno:
a. Bentuk hubungan rantai
b. Bentuk hubungan bintang
c. Bentuk hubungan jala.






BAB 4
PENGARUH KELOMPOK SOSIAL


A. PENGARUH KELOMOK SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN PRIBADI
1. Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Persepsi Individu
Kelompok sosial memang sangat berpengaruh terhadap persepsi individu.terlihat dari percobaan Solmon E Asch.
2. Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap sikap individu
3. Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Tingkah Laku Individu

B. PENGARUH KELOMPOK SOSIAL TERHADAP KEHIDUAN BERKELOMPOK

1. Kesatuan Kelompok
Faktor-faktor pemersatu kelompok menurut beberapa ahli:
a. Menurut Festinger
Tenaga pemersatu klompok adalahtaraf menariknya kelompok terhadap anggota-anggotanya.


b. Boward
Tedapat perasahabatan, kecintaan anggota terhadap klompok, adanya pandangan seragm antar anggota kelompok.
c. Schacter
Memecahkan persoalan bersama, adanya sistem ganjaran atau hukuman dalam kelompok. Kedua hal tersebut dapat memupuk rasa kesatuan kelompok.
2. Sumber-sumber menarik tidaknya suatu kelompok.
a. Sumber-sumber yang menjadikan suatu kelompok menarik adalah:
1. Kelompok sebagai obyek untuk memenuhi kebutuhan
2. Masuknya dalam kelompok sebagai jalan untuk memenuhi tujuan
b. Sumber-sumber menurunnya suatu kelompok:
1. Sering terjadi disintegrasi
2. Adanya pengalaman pahit yang dirasakan oleh anggota
3. Adanya masalah yang tudak dapat diatasi






BAB 5
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DINAMIKA KELOMPOK

A. KELOMPOK SEBAYA
1. Latar Belakang Timbulnya Kelompok Sebaya
a. Adanya perkembangan proses sosialisasi
b. Kebutuhan untuk menerima penghargaan
c. Perlu perhatian dari orang lain
d. Ingin menemukan dunianya
2. Hakikat Kelompok Sebaya
a. Peer Group terbentuk mulai dari kelompok informalke organisasi
b. Mempunyai aturan-aturan tersendiri baik ke dalam maupun ke luar
c. Menyatakan tradisi-tradisi mereka kebiasaan-kebiasaan, nilai0nilai, bahkan bahasa mereka.
d. Situasi daripada harapan peer group sepenuhnya disetujuioleh orang-orang dewas
e. Peer group pada dasarnya diketahui oleh orang-orang dewasa dan guru.
f. Secar kronologis peer group adalah lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi.
3. Fungsi Kelompok Sebaya
a. Mengajarkan kebudayaan
b. Mengajarkan mobilitas sosial
c. Membantu peranan sosial yang baru
d. Sebagai sumber informasi bago orang tua,guru bahkan masyarakat
e. Individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain
f. Mengajar moral orang dewasa
g. Dapat mencapai kebebasan sendiri
h. Anak-anak mempunyai organisasi sosial yang baru
4. Ciri-ciri Kelompok Sebaya
a. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas
b. Bersifat sementara
c. Mengajarkan kebudayaan yang luas
d. Anggotanya adalah individu yang sebaya
5. Pengaruh Perkembangan Kelompok Sebaya
a. Pengaruh positif
 Lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang
 Mengembangkan rasa solidaritas
 Mendorong individu bersifat mandiri
 Menyalurkan pendapat demi kemajuan kelompok
 Setiap anggota dapat memperoleh pengetahuan
b. Pengaruh negative
 Tertutup bagi individu lain yang bukan anggota
 Timbulnya persaingan antar anggota kelompok
 Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan
 Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan anggota lain yang tidak memiliki kesamaan dengan dirinya
 Timbulnya pertentangan antar kelompok sebaya

B. MASYARAKAT
1. Pengerian
Masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu
2. Latar belakang terjadinya masyarakat
a. Adanya iteraksi
b. Adanya norma sosisal
c. Adanya ketergantungan
3. Ciri-ciri masyarakat
a. Adanya daerah
b. Adanya manusia yang bertempat tinggal
c. Adanya kehidupan masyarakat
d. Adanya hubungan sosial antar anggota kelompok
4. Komponen-komponen dalam masyarakat
a. Masyarakat
b. Kebudayaan
c. Kekayaan alam
5. Urbanisasi
Urbsnisassi adalah proses berpindahnya penduduk dari desa kekota, proses urbanisasi terjadi dengan menyangkut dua aspek yaitu:
1. Perubahan masyarakat desa menjadi masyrakat kota
2. Bertambahnya penduduk kota ang disebarkan oleh mengalirny penduduk desa ke kota.
Sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa sehingga pendatang semakin banya adalah
a. Daerah tersebut menjadi usat pemerintahan atau menjadi ibu kota
b. Letaktempat tersebut sangat strategis
c. Timbulnya industry di daerah tersebut.